Universitas negeri masih menjadi tujuan utama sebagian besar siswa yang ingin melanjutkan kuliah. Namun, karena terbatasnya perguruan tinggi negeri, pemerintah hanya menyediakan 600.000 kursi yang akan diperebutkan oleh siswa dari jalur undangan, ujian tulis, serta ujian mandiri.
Siswa yang tidak berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) tak perlu berkecil hati karena kini cukup banyak perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki kualitas tidak kalah dengan PTN.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, hal utama yang harus diketahui calon mahasiswa adalah memahami program studi yang akan diambilnya sesuai dengan minatnya. "Siswa harus tahu jurusan yang diminatinya, jangan sampai hanya ikut-kutan," ujarnya.
Kemudian, perhatikan pula kondisi fisik bangunan atau fasilitas kampus dan akreditasi PTS yang dituju.
"Dengan itu, kita bisa menyimpulkan mengenai kualitas. Karena tata kelola yang baik sangat terkait dengan performance akademik kampus tersebut," kata Nuh, Kamis (24/5/2012), di gedung Kemdikbud, Jakarta.
Namun, Nuh juga meminta agar para siswa tidak hanya melihat kondisi fisik dan status akreditasi, tetapi juga atmosfer akademik yang baik di kampus bersangkutan.
"Ada beberapa indikator yang bisa dipakai untuk melihat academic environment. Salah satunya melalui prestasi," pungkasnya.
Lalu, tambahnya, para siswa juga dimintanya untuk memperhatikan struktur pembiayaan di kampus yang akan dipilihnya secara utuh. Sebab, ada beberapa kampus yang memberikan biaya SPP murah, tetapi kredit per semesternya (SKS) mahal.
"Terakhir, kalau mau lebih rinci lagi, lihat siapa yang ngajar di situ. Lihat dosen tetap dan dosen luar biasanya," tutup Nuh.
Sumber: kompas.com
Siswa yang tidak berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) tak perlu berkecil hati karena kini cukup banyak perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki kualitas tidak kalah dengan PTN.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, hal utama yang harus diketahui calon mahasiswa adalah memahami program studi yang akan diambilnya sesuai dengan minatnya. "Siswa harus tahu jurusan yang diminatinya, jangan sampai hanya ikut-kutan," ujarnya.
Kemudian, perhatikan pula kondisi fisik bangunan atau fasilitas kampus dan akreditasi PTS yang dituju.
"Dengan itu, kita bisa menyimpulkan mengenai kualitas. Karena tata kelola yang baik sangat terkait dengan performance akademik kampus tersebut," kata Nuh, Kamis (24/5/2012), di gedung Kemdikbud, Jakarta.
Namun, Nuh juga meminta agar para siswa tidak hanya melihat kondisi fisik dan status akreditasi, tetapi juga atmosfer akademik yang baik di kampus bersangkutan.
"Ada beberapa indikator yang bisa dipakai untuk melihat academic environment. Salah satunya melalui prestasi," pungkasnya.
Lalu, tambahnya, para siswa juga dimintanya untuk memperhatikan struktur pembiayaan di kampus yang akan dipilihnya secara utuh. Sebab, ada beberapa kampus yang memberikan biaya SPP murah, tetapi kredit per semesternya (SKS) mahal.
"Terakhir, kalau mau lebih rinci lagi, lihat siapa yang ngajar di situ. Lihat dosen tetap dan dosen luar biasanya," tutup Nuh.
Sumber: kompas.com
0 comments:
Post a Comment
JOGJA BELAJAR BELAJAR ONLINE MENYENANGKAN, Jangan lupa tinggalkan jejak bukan kata pertamax. Kritik, saran dan komentar dari postingan blog jogja belajar ini bisa anda masukkan di kolom komentar yang tersedia dibawah ini.